Tuesday, April 10, 2012

Welcome April

Sudah bulan April saja ternyata. Sudah banyak yang terjadi tapi rasanya baru kemarin malam tahun baruan. Sahabat semasa SMA sudah melahirkan, beberapa dalam proses menyusul. Gaston putus dengan Jupe. Andika sudah nikah dengan Ussy. Teman kuliah sudah wisuda S2, adik tingkat sedang pusing dengan tesisnya. Sudah dua kali buka butik online, sudah kabur para pelanggannya. 
Tapi sepertinya, jam dinding saya berhenti berjalan sudah cukup lama.
#Blogger galau. Sudah jarang nulis, sekalinya nulis gini doang

Wednesday, March 14, 2012

Hari Melelahkan Sedunia

Saya capek, and I mean it. Mengikuti rapat dinas bukan lah kegiatan favorit saya (memang ada ya yang suka???) Walaupun masih terhitung sebagai tenaga honorer, saya dan beberapa teman lain yang berusia muda (24-35th) sering ditugasi untuk hal-hal resmi seperti rapat atau pelatihan. Tapi kita-kita sudah paham bin maklum,karena ini lah resiko bekerja di mana sebagian besar rekan kerja (dalam hal ini guru) pantasnya dipanggil "kakek" bukan "bapak". 

Maka dimulailah petualangan saya mengikuti acara tersebut. Diawali dengan mengendarai motor sejauh lebih kurang 20km ke tempat tujuan di pagi yang dingin. Pantat rasanya tepos karena terlalu lama duduk di atas motor. Lalu siksaan untuk daerah pantat terus berlanjut dengan duduk selama 7 jam (diselingi istirahat 2 jam) mendengarkan segala macam petuah. Ditambah dengan hawa panas akibat sempitnya ruangan yang dipakai.  Lalu berkendara lagi pulang dengan jarak tempuh yang tentu saja tidak berkurang. 

Saya memang ingin menurunkan berat badann. Tapi kalau diawali oleh bagian pantat sepertinya kurang indah jadinya.
Saya capek, memikirkan besok pagi harus ke sana lagi :(

Thursday, March 1, 2012

Kebarat-baratan #FAIL

Pada suatu malam (magrib tepatnya), saya dan si pacar baru saja selesai menyelamatkan kampung tengah (baca: perut) dari amukan masuk angin. Kita makan soto Padang di daerah Siteba. Selesai makan, kami lalu pulang dengan sepeda motor milik sang pacar. Salah satu romantika jalan-jalan memakai sepeda motor adalah bisa leluasa melihat hal-hal unik sepanjang jalan. Sebenarnya pakai mobil juga leluasa sih tapi berhubung belum punya maka motor merah itu layak dapat sanjungan setinggi-tingginya :D

Lalu tidak berapa jauh dari warung soto, mata kami menangkap suatu tulisan biasa dengan makna sangat luar biasa (anehnya). Tulisannya "**** Parfum. "International Fragrance" (tanda bintang bukan untuk menyembunyikan nama toko namun karena lupa). Lalu si pacar membuka suara,

"International fragrance itu kayak apa ya?"

Karena saya tidak punya gambaran sama sekali maka saya pun menjawab seadanya.

"Mungkin semacam nama parfum non-alkohol yang pakai nama artis-artis luar itu, seperti J-lo, Britney, dan sebangsanya".

Setelah menjawab, kami pun...beli??? Salah! Kami ngakak!!!

Entah kenapa, frasa International Fragrance itu terasa sangat "kacau". Karena jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka kalimat itu akan bermakna "aroma internasional". Lalu seperti apa kah aroma internasional itu saudara-saudara??

Sebenarnya kita paham kok, aroma yang dimaksud adalah KW nya dari parfum-parfum mahal bin muahal seperti Hugo Boss, Bulgari, cK dll (walaupun tidak yakin apakah aromanya benar-benar Kw). Tapi kenapa pakai kata "international fragrance"? Kenapa tidak parfum KW saja seperti tas-tas yang sedang menggila itu??

Selain menimbulkan makna yang aneh di telinga, kata tersebut juga akan menimbulkan satu anak kata baru yang akan lebih ruwet lagi. Yaitu  lawan katanya: "local fragrance". Bingung pasti mau mendeskripsikan aroma lokal seperti apa :P

Nah lho.. Kalau yang international pake nama J-lo atau Dior, kita mau pakai nama siapa? Ayu Ting-Ting?? Anang&Ashanty (keren juga sih bisa disingkat AA, tapi takutnya malah disangka baterai jenis baru, atau singkatan nama mantan ketua KPK). Sebenarnya ada kok parfum lokal yang sudah go international, seperti yang diproduksi Olla Ramlan (mereknya lupa), tapi tetap saja kan tidak bisa diberi embel-embel "local fragrance"?

Betul, kalau itu semua adalah salah satu cara menarik minat pembeli, karena katanya yang berbau kebarat-baratan itu diminati banyak orang. Namun, alangkah baiknya kita perhatikan juga tata bahasa yang digunakan. Mbok ya jangan dibikin ruwet gitu lho..

Monday, February 20, 2012

Wanita dan Pria

Saya baru saja menonton tayangan di youtube, acara standup comedy di mana comicnya salah satu blogger favorit saya, teh Miund. Orangnya lucu, pintar, dan sangat to the point tapi tidak bikin sakit hati karena mostly yang dikatakannya benar. Pada kesempatan itu, dia berbicara (dengan konsep komedi tentunya) bagaimana ruwetnya komunikasi antara pria dan wanita. Bagaiman pria bingung dengan keharusan membaca pikiran wanita sementara si wanita justru sebenarnya lebih bingung mengerti pikiran dan kemauannya sendiri. Tapi, mungkin ini lah seninya hubungan pria dan wanita, mesti ada perang batin dengan pasangan atau diri sendiri :D

Miund mencontohkan, ketika wanita meminta pendapat tentang sepatu yang akan dibeli kepada si pria, tapi si pria malah takut berpendapat karena (katanya) wanita tidak akan puas dengan pendapat mereka. Padahal, kadang kita memang benar-benar bingung saudara-saudara pria ku! Dan walaupun kita seringnya membantah, tapi sedikit banyaknya pendapat para pria-pria malang ini (yang sudah kasih saran masih saja menerima muka cemberut) tetap kita pertimbangkan kok! Kenapa?? Karena, secara sadar atau tidak, si wanita akan mempertimbangkan suka atau tidaknya si pria dengan apa yang akan dikenakannya. Am I right ladies?? 

Namun lucunya, menurut pria (dalam survey tidak resmi saya) they don't really care about your look as long as you don't wear a pajamas to go out!!! Mereka bahkan tidak mengerti tentang tren baju wanita (apalagi yang aneh-aneh menurut mereka)!! What they want is you feel comfort with anything you wear. Jadi ketika jalan tidak perlu cek dandanan berkali-kali, tidak mengeluh kaki sakit karena hak tinggi. Comfort, is the most important!!
Karena itu, marilah saudari-saudari ku, kita mungkin bisa lebih bijak dalam berpikir (baca: bawa teman wanita ketika belanja, jangan pasangan).
Dan kepada saudara-saudara ku, berikanlah pendapat yang fair, karena apapun itu yang akan terlontar, we will always love you. Apalagi kalau dibayarin,huahahahahahahaha.

Tuesday, February 7, 2012

Ibu

Ibu saya (saya panggil ama) sangat suka menelpon. Sangat amat suka. Dalam seharian, hp tidak pernah lepas dari tangan. Siapa saja yang ditelpon? Bukan klien bisnis saudara-saudara, melainkan hanya keluarga dan teman-teman. Yeah, my mom reeaaalllyyy loves to talk. Dan sebagai anak sulung, saya lah yang paling sering mendapat panggilan dibandingkan adik saya satu-satunya. Selain karena dia paling malas menjawab telpon, sepertinya ama menganggap si adik bukanlah lawan bicara yang asik. Beda kalau dengan saya, ama bisa curhat apa saja, saya pun begitu. Saking seringnya saya ditelpon ("sering" ini menurut teman-teman ya), ketika masih kuliah di Padang, teman-teman akan bertanya "ama belum nelpon?" jika melihat saya tidak mengangkat telpon hari itu. Kebiasaan ini membuat saya tidak bisa menyembunyikan apapun dari orang tua. Mulai dari masalah air mati di kosan, sampai berantem dengan pacar atau baru saja beli underwear baru (sumpah, saya memang nggak jelas gitu :D ). Si ama pun begitu. Pulang sekolah laporan siapa aja muridnya yang bandel, temennya yang bikin sakit hati (ujung-ujungnya gosip kalau begini) atau sekedar laporan hari itu capek masak jadi mau beli makanan di luar. Yeah, we are that kind of (I don't know hot to call it,hahahaha). What I know, I can't hide anything from that powerful, wonderful lady.

Dan ketika saya menyimak kasus tabrakan tugu tani, saya tiba-tiba merasa, entah lah, mungkin miris tepatnya. Dalam salah satu wawancara dengan tabloid, si ibu dari tersangka Apriani menyatakan ketidak percayaannya kalau si anak mengkonsumsi narkoba. Dia pun membantah kalau anaknya suka hura-hura. Saya memang tidak tau yang sebenarnya, apakah si ibu tau yang sebenarnya atau memang tidak sama sekali. Kalaupun tau, saya maklum kenapa dia berbuat begitu, seorang ibu pasti ingin melindungi anaknya. Tapi seumpamanya si ibu memang tidak tau sama sekali, alangkah besarnya penipuan yang telah dialami oleh si ibu. Karena menurutnya, si anak selama di rumah tidak sekalipun melakukan perbuatan tercela. Bahkan tergolong alim. Saya tidak ingin berburuk sangka, hanya tidak sampai hati melihat penderitaan yang ditanggung si ibu. Anak di penjara (karena menghilangkan banyak nyawa), masyarakat menghujat, lalu mestikah ditambah dengan kenyataan baru bahwa si anak pecandu narkoba?? 

Saya bukan pula seorang anak yang tanpa cela. Saya pernah mengecewakan orang tua. Tapi dengan berterus terang pada orang tua, saya jadi bisa memahami kesalahan yang telah diperbuat. Menyembunyikan dari orang tua (terutama ibu karena beliau yang paling dekat dengan saya) justru membuat runyam masalah. Kita boleh saja merasa cuek, tidak peduli dengan anggapan orang, tapi ingat lah kita punya orang tua. Yang karena tua nya, cueknya tidak lagi setebal kita yang muda, telinga nya tidak lagi se "tuli" kita. Dan ingat, kita adalah cerminnya!!

Tuesday, January 31, 2012

Ketika Guru Les-lesan Tepar-teparan

Sebelum anda-anda protes dengan judul postingan kali ini yang terlihat tidak ilmiah, saya akan lebih dulu menyampaikan pembelaan, yaitu: saya maunya itu,hahahaha.

Jadi ceritanya kali ini sedang musim panas dan musim durian. Entah kenapa kedua musim ini sering datang berbarengan dan sangat kompak dalam menurunkan kesehatan manusia. Gajah juga makan durian, tapi sampai saat ini belum ada berita gajah demam karena kebanyakan makan durian (atau saya yang belum tau??)
Sebagai penduduk salah satu daerah penghasil durian, saya dan teman-teman instruktur les merasakan dahsyatnya kekuatan panas dan durian. Alhasil, beberapa instruktur tidak masuk dan saya sebagai pimpinan (+ front office, +cleaning service,intinya semuanya saya!) mesti turun tangan ke kelas yang tidak ada instrukturnya. Berhubung baru awal semester, maka saya berpikiran baik di mana tidak perlu terlalu banyak materi karena toh pelajaran di sekolah baru di mulai.

Maka di suatu siang yang terik, saat tenggorokan sedang panas-panasnya ( karena panasnya cuaca dan panas dalam) datanglah para siswa dengan semangatnya. Saya pun masuk kelas dengan persiapan beberapa latihan untuk pemanasan. Lalu sesampainya di dalam saya pun bertanya, di sekolah pelajarannya sudah sampai mana, dengan tujuan memilih latihan yang akan diberikan. Namun apa lacur (hahahah,lagi-lagi saya heran dengan pilihan kata sendiri) mereka menjawab dengan polos "di sekolah belum mulai belajar kak".
Apa??? (baca dengan gaya dan mimik ala sinetron). Kontan saya bingung plus takjub. Sekolah dimulai tanggal 9 Januari, yang berarti sudah hampir satu bulan berjalan, dan mereka belum belajar apa-apa??
Tapi tidak sampai di situ keterkejutan saya sodara-sodara! Besoknya ada lagi yang datang dan minta arahan menyelesaikan tugas rumahnya (di tempat kita tidak diperbolehkan mengerjakan tugas siswa) yang menurutnya sangat amat susah. Dan setelah saya lihat, saya maklum bin paham kalau tugas itu susah. Kenapa?karena tugasnya adalah membuat percakapan dengan materi semua bahan yang AKAN dipelajari selama semester 2!!! 

Kita tidak akan membicarakan gurunya tersebut, karena selain yang kenal hanya saya, juga buang-buang tenaga. Yang pasti saya mulai melihat sisi lain dari manfaat pelajaran tambahan di luar sekolah, dalam hal ini tempat les atau tempat bimbingan belajar. Bukan karena saya pengen mengiklankan diri, bukan karena ingin memuji diri sendiri (percayalah, saya bukan tipe orang narsis,hahaha) tapi semata karena apa yang saya temui sekarang ini. Bagi yang satu angkatan sekolah dengan saya (tamat SMA tahun 2004), pasti sepakat kalau dulu yang namanya bimbingan belajar atau les adalah pelengkap. Bagi yang pemalu bertanya di kelas, bisa bertanya lebih intens di tempat les. Bagi yang tidak sempat bertanya di kelas karena keterbatasan waktu jam pelajaran, juga bisa bertanya di tempat les. 
Tapi sekarang, sepertinya sekolah dan tempat les sudah bertukar tempat. Tidak dalam artian sepenuhnya tentu saja. Namun kenyataannya memang demikian, tidak bisa dipungkiri. Kebanyakan siswa lebih "serius" belajar ketika dibimbing oleh instruktur-instruktur muda yang mungkin pengalamannya jauh lebih sedikit dibanding para guru di sekolah. Apa masalah sesungguhnya?? Ada banyak kemungkinan,namun yang pasti kita sebagai guru punya andil di dalamnya.
Saya tidak bermaksud memberi cap apapun pada para guru di sekolah, karena saya juga termasuk salah satunya :D Tapi ini hanya sekedar pandangan saja. Sayang kan, kita sudah membuat persiapan mengajar yang tebal-tebal setiap semesternya, tapi tidak dipakai :) Kita juga mesti berhenti menyalahkan kurikulum karena saya  percaya pada dasarnya pasti dibuat untuk kebaikan.
Dan sebagai pamungkas, marilah kita sama-sama introspeksi diri akan niat kita sebagai guru. Baik di sekolah ataupun instruktur les di mana saja ^_^

Friday, January 13, 2012

Tahun Baru Euy!!

Happy new yeaaaarr :) Telat banget ya, tapi nggak pa pa lagi, kan masih Januari,hihihi. Sudah bikin resolusi? Pastinya! Walau selalu saja tidak berjalan lebih dari 30% setiap tahunnya, yang penting usaha :D

Saya nggak akan bahas tentang resolusi kok, karena percayalah kita akan lebih senang membahasnya di akhir tahun ketika kita sudah bisa memastikan apakah berjalan atau tidak sama sekali. Trust me people :)

Nah, yang akan menjadi topik kita kali ini adalah liburan tahun barunya, terutama acara malam tahun baru. Jujur nih ya, pergantian tahun masehi 2011 ke 2012 kemarin merupakan kali pertamanya saya ikutan yang namanya malam tahun baruan (yeah..yeah..I'm that kind of girl,hahahahaha). Kalau ada yang bertanya-tanya kenapa, akan saya terangkan, nggak enak kalau kamu-kamu jadi penasaran (sapa saya coba???silahkan hoek bersama-sama sodara2,hahahaha).

Penyebab pertama, saya lahir dan dibesarkan di daerah kampung, in literal meaning, di mana tidak ada yang namanya pesta tahun baruan. Paling banter adanya abege2 cowok yang begadang sambil bakar ban bekas dan nyanyi2 nggak karuan sampai pagi. Dan pastinya saya nggak mau (kalaupun mau nggak akan boleh) ikut dalam acara para pecandu rokok kelas pemula itu. Selain harus melawan udara dingin daerah kab.50 kota yang terkenal ampuh bikin orang masuk angin, acaranya juga tidak menarik bin meyakinkan. Jadi masa remaja (smp-sma) saya lewati tanpa acara gituan (dilarang ngeres!!)

Lalu apa kabar dengan masa kuliah?? Nggak beda jauh. Libur tahun baru kan tanggal merah tuh,jadi acara saya adalah : Pulang Kampung :D Sebagai mahasiswa yang sangat cinta kampung halaman, nggak bisa melihat tanggal merah di kalender, rencana cuma satu, ya pulang kampung.

Setelah merenungkan mirisnya pengalaman saya tentang malam tahun baru, maka pada saat akan datangnya pergantian tahun 2011 ke 2012 saya setuju diajak si pacar untuk mencoba sebuah pengalaman baru : melihat perayaan malam tahun baru. So, the journey began. Hal yang pertama ditemui tentunya, macet! Masih bisa dimaklumi, karena yang ada di kota Padang saat itu bukan cuma warga kota tapi banyak juga yang berdatangan dari luar kota, bahkan provinsi tetangga. Lalu, setelah memilah-milah jalan yang sedikit macetnya (usaha yang nyaris sia-sia) kita terbawa arus menuju arah pantai padang melewati jalan Hayam Wuruk (yang orang Padang pasti tau). Sampai di sini, kita akhirnya stuck, tidak bisa jalan sama sekali. Akhirnya kita putuskan, we're going to take a walk! And that's when the fun begin!

Kenapa jalan kaki saja bisa jadi sebegitu heboh seperti ini?? Well, simpel saja, sudah lama tidak jalan kaki. Dan ketika hal ini dirutinkan lagi, rasanya enak banget (duh, agak susah sih dijelaskan pakai kata-kata). Karena begini, kalau dulu ada pendapat kalau pejalan kaki merasa tidak nyaman berjalan di jalan raya karena banyaknya kendaraan, maka pendapat saya sudah berubah tentang hal ini. Yang tidak nyaman di jalan sekarang ini adalah pengendara kendaraan bermotor itu sendiri. Lihat saja betapa banyaknya kendaraan di jalanan kita saat ini, bahkan di jalan di kampung saya, sungguh padat saudara-saudara. Jadi ketika kita di jalanan, dan membawa kendaraan tentunya, kita akan stress sendiri menjaga keselamatan. Berbeda dengan saat kita berjalan kaki. Walaupun kebanyakan trotoar tidak lagi berfungsi semestinya, masih ada jalan-jalan pintas yang bisa kita temui agar terhindar dari buasnya jalanan.

Back to our story, kita pun akhirnya memutuskan jalan kaki. Dengan makin padatnya jalanan -karena sudah lewat jam 10 malam- semua kendaraan akhirnya benar-benar merayap. Tapi kita tetap melaju kencang, dengan kaki :D

Dan karena kaki bisa disetir lebih leluasa, kita juga bisa memilih-milih sambil jalan mau ke arah mana. Mau belok, ya tinggal belok aja. Mau parkir, ya tinggal berhenti sejenak. Akhirnya diputuskan menuju Taman Budaya karena di situ banyak acara yang bisa dinikmati. Dan malam itu, jalanan di sepanjang pantai Padang benar-benar memanjakan pejalan kaki karena jalannya ditutup untuk kendaraan bermotor. Jalan dengan dua jalur tersebut bersih dari kendaraan dan asapnya, jadi pengunjung bisa berjalan-jalan santai. It's a new experience to me, and it definitely great! Saya juga langsung jatuh cinta dengan suasananya. Jalanan yang luas, kiri kanan ada trotoar yang bisa dipakai, tidak ada kendaraan, pemandangan laut. Mungkin kalau siang hari akan terlihat seperti pantai-pantai di luar negeri, tempat joging bule-bule sekseh,hahaha.

Tapi suasana malam itu nggak kalah romantis. Dengan adanya lampu jalan, jalan-jalan santai sambil menikmati hembusan angin laut, serasa di mana gitu,hahahaha

Lalu sampai lah di tempat acara (dengan keringat yang lumayan :D )

Setelah menikmati beberapa acara dan si pacar ambil foto-foto, kita memutuskan pulang. Selain desakan perut yang juga mulai semangat meniup terompet, kita juga berkeputusan menghindari keramaian puncak jam 12 malam. Kalau ada yang mencari orang yang males dengan keramaian pada puncak tahun baru tapi nekat keluar malam itu kita lah orangnya xD

Karena sudah memprediksikan keramaian yang akan timbul saat arus balik, kita memutuskan untuk melewatkan acara kembang apinya, dan balik kanan pulang, yang penting sudah tau suasana malam tahun baru ala kota,walaupun kota kecil,hahaha

Kita juga sudah cukup puas jalan-jalan dengan suasana romantis, jadi dampak LDR nya sudah lumayan berkurang (curhat..curhaaaat).

Dan malam itu ditutup dengan pesta kembang api yang ternyata masih tetap bisa dinikmati di Siteba saat beli kacang goreng di mini market :)

Happy New Yeaaarrr!! Let's Get Better People :)